Minggu, 29 November 2015

Instalasi Penanganan Pencemaran Air Limbah

BAB I
PENDAHULUAN


1.1       Latar Belakang
      Pengelolaan     lingkungan     termasuk     pencegahan,     penanggulangan kerusakan, pencemaran, dan pemulihan kualitas lingkungan. Upaya  pengelolaan lingkungan yang ditujukan untuk mencegah dan atau memperkecil dampak negatif yang dapat timbul dari kegiatan produksi dan jasa di berbagai sektor industri belum berjalan secara terencana. Biaya pengolahan dan pembuangan limbah semakin mahal  dan  dana pembangunan, pemeliharaan fasilitas bangunan air limbah yang terbatas, menyebabkan perusahaan enggan menginvestasikan dananya untuk pencegahan kerusakan lingkungan, dan anggapan bahwa biaya untuk  membuat unit IPAL merupakan beban biaya yang besar yang dapat mengurangi keuntungan perusahaan.Tingkat pencemaran baik kualitas maupun kuantitas semakin meningkat, akibat perkembangan penduduk dan ekonomi, termasuk industri di sepanjang sungai yang tidak melakukan pengelolaan air limbah industrinya secara optimal.Perilaku sosial masyarakat dalam hubungan dengan industri memandang bahwa sumber pencemaran di sungai adalah berasal dari buangan industri, akibatnya isu lingkungan sering dijadikan  sumber konflik untuk melakukan tuntutan kepada industri berupa perbaikan lingkungan, pengendalian pencemaran, pengadaan sarana dan prasarana yang rusak akibat kegiatan industri.Adanya Peraturan Pemerintah tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian  pencemaran air nomor: 82 Tahun 2001, meliputi standar lingkungan, ambang batas pencemaran yang diperbolehkan, izin pembuangan limbah cair, penetapan sanksi administrasi maupun pidana belum dapat menggugah industri untuk melakukan pengelolaan air limbah.


1.2              Masalah dan Batasan Masalah
1.2.1        Masalah
Perumusan masalah pada penulisan ini menjelaskan tentang pengolahan dan instalasi penanganan pencemaran air limbah yang baik dan benar.

1.2.2        Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan agar tidak menyimpang dalam pembahasan mengenai semua permasalahan. Berikut ini adalah pembatasan yang diperlukan untuk membatasi masalah-masalah tersebut :
1)      Penanganan pencemaran limbah cair
2)      Tidak merugikan di sekitar daerah tersebut
3)      Menggunakan metode-metode yang baik dan benar.

1.3       Tujuan Penulisan
Penulisan laporan akhir praktikum ini memiliki tujuan-tujuan yang diharapkan bisa membantu dan bermanfaat bagi para praktikum. Tujuan-tujuan dari laporan akhir praktikum saya adalah sebagai berikut :
1)      Sebagai salah satu syarat dan pelengkap dalam mata kuliah Teknik Lingkungan dan AMDAL(Softskill).
2)      Mempelajar mengenai pengolahan limbah yang baik dan benar.
3)      Mengetahui cara bekerja dengan baik sesuai dengan keselamatan kerja.

1.4              Manfaat Penulisan
1)      Penulis dan pembaca dapat mengetahui tentang proses pengerjaan pengolahan limbah.
2)      Penulis dan pembaca dapat mengetahui komponen-komponen yang digunakan.
3)      Memberikan pengetahuan tentang proses penanganan limbah cair

1.6        Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam membahas dan memahami keseluruhan dari isi penyusunan laporan akhir proses produksi ini, penulis menggunakan sistematika penyusunan dari masing-masing bab adalah sebagai berikut:


BAB  I         Pendahuluan
                     Bab ini merupakan pendahuluan dari penyusunan laporan akhir proses produksi yang berisikan latar belakang, masalah dan  batasan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB  II        Landasan Teori
                             Bab ini menjelaskan mengenai materi dan teori yang melandasi penyusunan  penulisan, isi materi.
BAB  III      Penutup
                   Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca.



BAB II
LANDASAN TEORI

2.1       Air Limbah
Limbah merupakan bahan buangan yang berbentuk cair, gas dan padat yang mengandung bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya sehingga air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan.
Air limbah yaitu air dari suatu daerah permukiman yang telah dipergunakan untuk berbagai keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk menjaga lingkungan hidup yang sehat dan baik.
Unsur – unsur dari suatu sistem pengolahan air limbah yang modern terdiri dari :
1. Masing – masing sumber air limbah
2. Sarana pemrosesan setempat
3. Sarana pengumpul
4. Sarana penyaluran
5. Sarana pengolahan, dan
6. Sarana pembuangan.

Dan dua faktor yang penting yang harus diperhatikan dalam sistem pengolahan air limbah yaitu jumlah dan mutu.
Ciri- Ciri Air Limbah
Disamping kotoran yang biasanya terkandung dalam persediaan air bersih air limbah mengandung tambahan kotoran akibat pemakaian untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri. Beberapa analisis yang dipakai untuk penentuan ciri – ciri fisik, kimiawi, dan biologis dari kotoran yang terdapat dari air limbah.
  • Ciri-ciri fisik
Ciri – ciri fisik utama air limbah adalah kandungan padat, warna, bau, dan suhunya.
Bahan padat total terdiri dari bahan padat tak terlarut atau bahan padat yang terapung serta senyawa – senyawa yang larut dalam air. Kandungan bahan padat terlarut ditentukan dengan mengeringkan serta menimbang residu yang didapat dari pengeringan.
Warna adalah ciri kualitatif yang dapat dipakai untuk mengkaji kondisi umum air limbah. Jika warnanya coklat muda, maka umur air kurang dari 6 jam. Warna abu – abu muda sampai setengah tua merupakan tanda bahwa air limbah sedang mengalami pembusukanatau telah ada dalam sistem pengumpul untuk beberapa lama. Bila warnanya abu – abu tua atau hitam, air limbah sudah membusuk setelah mengalami pembusukan oleh bakteri dengan kondisi anaerobik.
Penentuan bau menjadi semakin penting bila masyarakat sangat mempunyai kepentingan langsung atas terjadinya operasi yang baik pada sarana pengolahan air limbah. Senyawa utama yang berbau adalah hidrogen sulfida, senyawa – senyawa lain seperti indol skatol, cadaverin dan mercaptan yang terbentuk pada kondisi anaerobik dan menyebabkan bau yang sangat merangsang dari pada bau hidrogen sulfida.
Suhu air limbah biasanya lebih tinggi dari pada air bersih karena adanya tambahan air hangat dari pemakaian perkotaan. Suhu air limbah biasanya bervariasi dari musim ke musim, dan juga tergantung pada letak geografisnya.
  • Ciri-ciri kimia
Selain pengukuran BOD, COD dan TOC pengujian kimia yang utama adalah yang bersangkutan dengan Amonia bebas, Nitrogen organik, Nitrit, Nitrat, Fosfor organik dan Fosfor anorganik. Nitrogen dan fosfor sangat penting karena kedua nutrien ini telah sangat umum diidentifikasikan sebagai bahan untuk pertumbuhan gulma air. Pengujian – pengujian lain seperti Klorida, Sulfat, pH serta alkalinitas diperlukan untuk mengkaji dapat tidaknya air limbah yang sudah diolah dipakai kembali serta untuk mengendalikan berbagai proses pengolahan. (Linsley.K.R. 1995).

 2.2      Proses Penanganan Air Limbah
          Instalasi Pengolahan Air Limbah ada beberapa metode, salah satunya menggunakan Sistem Fluidized Bed Biofilm Reaktor, dimana dengan system ini digunakan media “Bio-Green”. Unit proses utama dalam system tersebut adalah proses pengolahan biologis secara aerobic atau menggunakan oksigen dalam proses pengolahannya. Untuk itu sangat diperlukan kemampuan teknik proses biologis yang tinggi agar dapat mengontrol mikroorganisme dalam bioreaktor. Mikroorganisme tersebut sangat dipengaruhi oleh factor lingkungan seperti DO, pH, Food/Makanan, nutrients, suhu, material toxic dan keberadaan antibiotic. Dan yang harus diperhatikan benar-benar dalam sistim ini adalah pengontrolan tingkat ketersediaan makanan bagi mikroorganisme dan jumlah mikroorganisme itu sendiri.
Adapun tahapan yang digunakan dalam proses pengolahan air limbah (IPAL) adalah sebagai berikut:
  1. Tahap Pengumpulan, pada tahap ini air limbah dialirkan dari sumbernya melalui system perpipaan yang tertutup dan pada jarak tertentu harus melewati bak control untuk upaya penyaringan awal dari sampah dan pengendapan Lumpur yang dihasilkan dari feaces.
  2. Tahap Pre-Treatment, tahap ini hanya terdapat pada daerah yang menimbulkan limbah, contohnya dapur, hal ini diperlukan karena perlu pengolahan awal dari deterjen dan bahan lainnya yang dihasilkan, dan pengolahan lemak/minyak yang dihasilkan dari dapur karena dapat mempengaruhi bakteri
  3. Tahap Equalisasi/Pengumpulan dan Stabilisasi BOD, pada tahap ini dilakukan pada pumping station 1, station 2, station 3, station 4,  dan Lift Station, pada tahap ini diharapkan dapat dihasilkan BOD yang konstan.
  4. Tahap Penyaringan, tahap ini dilakukan pada Auto Rake Screen dimana melalui tahap ini akan disaring material padat yang dapat merusak mixer dan pompa pada sistim utama. Pada tahap ini diharapkan dapat menurunkan kadar pencemar berupa BOD sebesar 10%, COD 10% dan TSS 80% dari total kadar yang masuk
  5. Tahap Pengolahan di Bioreaktor, sebelum melewati tahap ini air limbah akan ditampung pada Buffer Basin agar dapat menghasilkan Lumpur aktif dan BOD yang konstan, setelah itu dialirkan kedalam bak Fluidized Bed Biofilm Reaktor (FBBR) dimana pada tahap ini terjadi penguraian bahan polutan yang paling besar sehingga dapat dikatakan merupakan tahap ptoses yang paling penting sehingga kondisi alatnya harus dikontrol secara berkala. Pada tahap ini diharapkan dapat menurunkan kadar bahan pencemar berupa BOD sebesar 84,9%, COD sebesar  79,4%, TSS Sebesar 56%, NH3-Free sebesar 98,5 % dan PO4 sebesar 57,4% dari total kadar  yang masuk.
  6. Tahap Pengendapan Lumpur, Pada tahap ini akan terjadi pengendapan lumpur sehingga air limbah yang telah diolah akan terpisah dari lumpur dan kemudian dikumpulkan pada bak treated water.
  7. Tahap Filtrasi, pada tahap ini diharapkan dapat menurunkan kadar bahan pencemar berupa BOD sebesar 25%, COD sebesar 11,1% dan TSS sebesar 62% dari total kadar yang masuk
  8. Tahap Desinfeksi, pada tahap ini dilakukan pembunuhan mikroorganisme yang berbahaya dengan menggunakan cairan Chlor 90% dengan kadar pencairan 0.6 ppm.
Dari tahap-tahap tersebut diharapkan bisa menghasilkan keluaran pengolahan air limbah yang memenuhi nilai standarisasi. Kenyataannya saat ini tidak semua hasil olahan air limbah selalu memenuhi standar baku mutu, hal tersebut disebabkan berbagai macam factor yang antara lain karena masa pakainya sudah cukup lama sehingga ada beberapa mesin kinerjanya sudah mulai tidak optimal sehingga perlu perawatan dan perbaikan, dan bahkan ada yang sudah harus diganti dengan yang baru, kurangnya fasilitas pemantau efektifitas kerja system IPAL sehingga jika ada masalah tidak dapat dideteksi secara dini serta ketersediaan SDM yang bertugas khusus untuk mengawasi jalannya proses pengolahan air limbah yang masih kurang.


BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan pada BAB II tersebut dapat disimpulkan mengenai proses dalam penanganan limbah cair, Sebagai berikut :
1)      Dapat mengetahui apakah suatu lingkungan itu tercemar atau tidak melalui ciri-ciri yang sudah dijelaskan.
2)      Limbah cair merupakan salah satu limbah yang dapat diolah kembali melalui proses-proses tertentu
3)      Unit proses utama dalam system penanganan ini adalah proses pengolahan biologis secara aerobic atau menggunakan oksigen dalam proses pengolahannya
4)      Hasil dari pengolahan limbah cair tersebut tidak dapat selalu 100% memenuhi standar yang ada.


3.2       Saran
Dilihat dari pembahasan di atas, kita ataupun industri-industri yang menghasilkan limbah-limbah sebaiknya lebih bisa meminimalisirnya. Atau dengan menggunakan meode-metode pengolahan lainnya agar lingkungan ini tetap terjaga. 



DAFTAR PUSTAKA
 
http://rsulin.kalselprov.go.id/berita-137-instalasi-pengolahan-air-limbah-ipal.html

Jumat, 15 Mei 2015

Manusia dan keadilan

Keadilan
Oleh: Rezky Setyawan



Keadilan......
Tak semua manusia mendapatkannya
Terutama bagi mereka yang tak terpandang
Dan bagi mereka-mereka yang tak berpengaruh



Keadilan.....
Satu kata berjuta makna
Entah makna adil apa yang manusia dambakan
Tapi.... Keadilan itu harus berlaku bagi semua orang