Selasa, 10 Oktober 2017

Standar Manajemen Energi

Tema    : Standar Manajemen
Materi  : Standar Manajemen Energi ( ISO 50001)

Standar merupakan suatu norma atau persyaratan yang biasanya berupa suatu dokumen formal yang menciptakan kriteria, metode, proses, dan praktik rekayasa atau teknis yang seragam. Sedangkan Manajemen sendiri adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi Mary Parker Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Jadi Standar manajemen dapat diartikan suatu persyaratan dalam sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan untuk menciptakan suatu standar, kriteria maupun metode yang lebih efektif dan efisien.
Sebuah standar, dapat dikembangkan dengan cara sendiri-sendiri atau unilateral, misalnya oleh suatu perusahaan, organisasi, militer, dll. Contoh standar perusahaan adalah Standar Operating Procedure (SOP). Standar juga dapat dikembangkan oleh suatu kelompok seperti persekutuan atau asosiasi perdagangan yang memiliki visi yang sama. Contohnya klasifikasi jenis oli yang standarnya dibuat oleh American Petroleum Institute (API), yang kemudian diadopsi menjadi standar internasional.
Setiap negara memiliki Badan standardisasi dan biasanya memiliki lebih banyak keragaman standar dan umumnya mengembangkan standar sukarela. Standar-standar ini dapat menjadi suatu keharusan jika diadopsi oleh suatu pemerintahan, kontrak bisnis, dll. ISO merupakan salah satu standar yang telah banyak diadobsi dan diakui oleh dunia internasional, Dalam bahasa inggris ISO merupakan singkatan dari International Organization for Standardization. ISO didirikan pada 23 februari 1947, ISO menetapkan standar-standar industrial dan komersial dunia, ISO adalah jaringan institusi standar nasional dari 148 negara, pada dasarnya satu anggota pernegara, ISO bukan organisasi pemerintah ISO menempati posisi spesial diantara pemerintah dan swasta. Oleh karena itu, ISO mampu bertindak sebagai organisasi yang menjembatani dimana konsensus dapat diperoleh pada pemecahan masalah yang mempertemukan kebutuhan bisnis dan kebutuhan masyarakat. ISO telah menerbitkan beberapa standar manajemen untuk memfasilitasi industri dan perdangangan, beberapa standar yang diterbitkan ISO antara lain : ISO 9000 Standar Manajemen Mutu, ISO 14000 Standar Manajemen Lingkungan, ISO 5000 Standar Manajemen Energi, ISO 17000 Standar Manajemen Laboratorium, dan lain sebagainya. Dan pada artikel ini akan lebih membahas mengenai ISO 5000, tepatnya ISO 50001 Tentang Standar manajemen Energi.
Pertumbuhan industri berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, namun disisi lain industri menggunakan energi sekaligus menjadi sektor penghasil gas rumah kaca yang signifikan. Terjadi sebuah dilema energi dalam industri, meningkatkan ekonomi sekaligus menghabiskan energi yang begitu besar. Sektor Industri mengonsumsi eneri terbesar di Indonesia. 90% konsumsi energi berasal dari sumber bahan bakar fosil (sumber Stastistik 2008). Sampai tahun 2050 kebutuhan energy meningkat 200% (source: IEA 2007), pada kurun waktu yg sama tuntutan penurunan emisi CO2 menjadi 200% (source: IPPC 2007 ).
Untuk itulah The International Organization for Standardization (ISO) mengeluarkan ISO 50001 Energy Management. Standar ini adalah standar yang digunakan untuk mengelola kinerja energi termasuk efisiensi dan konsumsi energi. Konsep SNI ISO 50001 menggunakan model Sistem Manajemen dengan pendekatan siklus Plan, Do, Check, Action untuk perbaikan berkelanjutan. Indonesia selaku anggota ISO mengadopsi secara identik standar tersebut menjadi SNI ISO 50001 Sistem Manajemen Energi. Selain pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk juga mempengaruhi konsumsi energi Indonesia. Tahun 2019, diprediksi kebutuhan energi Indonesia mencapai 1,316 Juta SBM (setara barel minyak). Dibutuhkan niat dan kerja keras dari seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama menekan konsumsi energi.

ISO 50001 - Energy Management
ISO 50001  Manajemen Energi merupakan standar yang memberikan strategi teknis kepada perusahaan untuk meningkatkan efisiensi energi, mengurangi biaya, dan meningkatkan kinerja lingkungan. Standar ini memberikan kerangka kerja yang mudah dipahami untuk meningkatkan efisiensi energi ke dalam praktek kinerja perusahaan. Tujuan standar ISO 50001 Manajemen Energi supaya perusahaan dapat mengelola penggunaan energi secara sistematis, hemat dan efisien. Penerapan standar ISO 50001 Manajemen dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi dampak lingkungan. Tujuan keseluruhan dari ISO 50001 adalah untuk mendukung organisasi dalam upaya mereka menyusun dan mengimplementasikan suatu sistem manajemen energi yang komprehensif, serta untuk terus meningkatkan kinerja energi mereka. Berdasarkan pemenuhan persyaratan hukum, identifikasi dan analisa dari semua yang berhubungan dengan pertimbangan energi, membuat transparan aliran energi, menghemat biaya, dan mengurangi emisi gas rumah kaca. ISO 50001 membantu organisasi dalam meraih tujuan yang berhubungan dengan energi secara sistematis, komprehensif, berorientasi pada tujuan dan sasaran yang berkelanjutan. Implementasi  standar ISO 50001 mengarah pada pengurangan emisi gas rumah kaca,  mengurangi dampak lingkungan yang merugikan serta meminimalisir biaya energi melalui penerapan manajemen yang terstruktur dan sistematis. ISO 50001 dirancang untuk diterapkan oleh seluruh perusahaan tanpa memandang besar kecil, sektor, dan lokasi geografis.
Hasil survey lembaga ISO yang dilaksanakan akhir desember 2012 menunjukkan, saat ini Energy management System Standard ISO 50001  merupakan standar ISO yang paling laris di seluruh dunia.
Survei menunjukkan jumlah perusahaan yang mengadopsi standar ISO 50001 meningkat 332 %. Kini ISO 50001 telah diadopsi di 60 negara. Negara terbanyak mengadopsi ISO 50001 adalah Jerman,  diikuti Spanyol dan Denmark.

Struktur dari ISO 50001  
  • Menentukan kebijakan energi
  • Melakukan proses perencanaan energi
  • Menentukan tujuan energi, target dan rencana kerja serta tanggung jawab dan sumber daya
  • Pengawasan yang sistematis
  • Melaksanakan potensi penghematan
  • Meningkatkan kinerja energi
Berikut adalah model manajemen energi yang diadopsi ISO50001:


ISO 50001 juga menerapkan siklus PDCA oleh Deming dengan versi yang disesuaikan dengan persyaratan dari kinerja energi suatu organisasi.
Ø  Plan
·  Manajemen Puncak
·  Wakil Manajemen
·  Kebijakan energi
·  Persyaratan hukum dan persyaratan lainnya
·  Kajian energi
·  Acuan energi (energy baseline)
·  Indikator kinerja energi
·  Tujuan/sasaran dan rencana tindakan
Ø  Do
·  Kompetensi, pelatihan dan kesadaran
·  Komunikasi
·  Persyaratan dokumen
·  Kontrol dokumen
·  Kontrol operasional
·  Desain
·  Pengadaan energi, layanan produk, peralatan dan energi.
Ø  Check
·  Monitoring, pengukuran dan analisa
·  Evaluasi kepatuhan terhadap persyaratan hukum dan persyaratan lainnya
·  Ketidaksesuaian, perbaikan, tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan
·  Kontrol catatan
·  Audit internal Sistem Manajemen Energi.
Ø  Act
·  Masukan terhadap tinjauan energi
·  Hasil dari tinjauan energi.


Faktor  yang mendorong perusahaan untuk melakukan sertifikasi ISO 50001
·       Membantu organisasi memanfaatkan aset perusahaan yang mengonsumsi energi secara lebih baik
·       Memfasilitasi keterbukaan dan komunikasi pengaturan sumber energi 
·       Mendukung praktek terbaik manajemen energi
·       Memfasilitasi evaluasi dan memberikan prioritas untuk penerapan teknologi hemat energi baru
·       Memberikan kerangka kerja efisiensi energi di seluruh rantai pasokan
·       Memfasilitasi manajemen energi untuk proyek pengurangan emisi GRK
·       Integrasi dengan sistem manajemen yang sudah ada di perusahaan tersebut.

Keuntungan
Penerapan sistem manajemen energi kerap kali memungkinkan perubahan organisasi yang sederhana untuk menghasilkan penghematan yang signifikan tanpa memerlukan investasi yang besar.
·       Aliran energi menjadi transparan
·       Perbaikan berkesinambungan dari kinerja energi melalui pengawasan terus menerus dari aliran energi
·       Evaluasi desain dan kegiatan pengadaan yang berhubungan dengan kinerja energi
·       Identifikasi potensi penghematan energi melalui analisa data
·       Pengurangan biaya energi dan emisi gas rumah kaca
·       Proses yang kuat dan efektif memberikan keuntungan yang kompetitif
·       Kesadaran karyawan
·       Ketaatan pada persyaratan hukum
·       Meningkatkan citra
·       Stimulus untuk modernisasi



Sumber :