Tema : Standar Manajemen
Materi : Standar Manajemen Energi ( ISO 50001)
Standar merupakan suatu norma atau
persyaratan yang biasanya berupa suatu dokumen formal
yang menciptakan kriteria, metode, proses, dan praktik rekayasa atau teknis
yang seragam. Sedangkan Manajemen sendiri
adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi Mary Parker
Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efesien. Jadi Standar manajemen dapat diartikan suatu persyaratan
dalam sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan untuk menciptakan suatu standar, kriteria maupun metode yang lebih
efektif dan efisien.
Sebuah standar, dapat
dikembangkan dengan cara sendiri-sendiri atau unilateral,
misalnya oleh suatu perusahaan, organisasi, militer, dll. Contoh standar
perusahaan adalah Standar Operating Procedure (SOP). Standar juga dapat
dikembangkan oleh suatu kelompok seperti persekutuan atau asosiasi perdagangan
yang memiliki visi yang sama. Contohnya klasifikasi jenis oli yang standarnya
dibuat oleh American Petroleum Institute (API),
yang kemudian diadopsi menjadi standar internasional.
Setiap negara memiliki
Badan standardisasi dan biasanya memiliki lebih banyak keragaman standar dan
umumnya mengembangkan standar sukarela. Standar-standar ini dapat menjadi suatu
keharusan jika diadopsi oleh suatu pemerintahan, kontrak bisnis, dll. ISO
merupakan salah satu standar yang telah banyak diadobsi dan diakui oleh dunia
internasional, Dalam bahasa inggris ISO merupakan singkatan dari International Organization for Standardization.
ISO didirikan pada 23 februari 1947, ISO menetapkan standar-standar industrial
dan komersial dunia, ISO adalah jaringan institusi standar nasional dari 148
negara, pada dasarnya satu anggota pernegara, ISO bukan organisasi pemerintah
ISO menempati posisi spesial diantara pemerintah dan swasta. Oleh karena itu,
ISO mampu bertindak sebagai organisasi yang menjembatani dimana konsensus dapat
diperoleh pada pemecahan masalah yang mempertemukan kebutuhan bisnis dan
kebutuhan masyarakat. ISO telah menerbitkan beberapa standar manajemen untuk
memfasilitasi industri dan perdangangan, beberapa standar yang diterbitkan ISO
antara lain : ISO 9000 Standar Manajemen Mutu, ISO 14000 Standar Manajemen
Lingkungan, ISO 5000 Standar Manajemen Energi, ISO 17000 Standar Manajemen
Laboratorium, dan lain sebagainya. Dan pada artikel ini akan lebih membahas
mengenai ISO 5000, tepatnya ISO 50001 Tentang Standar manajemen Energi.
Pertumbuhan industri
berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, namun disisi lain industri
menggunakan energi sekaligus menjadi sektor penghasil gas rumah kaca yang
signifikan. Terjadi sebuah dilema energi dalam industri, meningkatkan ekonomi
sekaligus menghabiskan energi yang begitu besar. Sektor Industri mengonsumsi
eneri terbesar di Indonesia. 90% konsumsi energi berasal dari sumber bahan
bakar fosil (sumber Stastistik 2008). Sampai tahun 2050 kebutuhan energy
meningkat 200% (source: IEA 2007), pada kurun waktu yg sama tuntutan penurunan
emisi CO2 menjadi 200% (source: IPPC 2007 ).
Untuk itulah The
International Organization for Standardization (ISO) mengeluarkan ISO
50001 Energy Management. Standar ini adalah standar yang digunakan
untuk mengelola kinerja energi termasuk efisiensi dan konsumsi energi. Konsep
SNI ISO 50001 menggunakan model Sistem Manajemen dengan pendekatan siklus Plan,
Do, Check, Action untuk perbaikan berkelanjutan. Indonesia selaku anggota ISO
mengadopsi secara identik standar tersebut menjadi SNI ISO 50001 Sistem
Manajemen Energi. Selain
pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk juga mempengaruhi konsumsi energi
Indonesia. Tahun 2019, diprediksi kebutuhan energi Indonesia mencapai 1,316
Juta SBM (setara barel minyak). Dibutuhkan niat dan kerja keras dari seluruh
elemen bangsa untuk bersama-sama menekan konsumsi energi.
ISO
50001 - Energy Management
ISO 50001 Manajemen Energi merupakan standar yang memberikan strategi teknis kepada
perusahaan untuk meningkatkan efisiensi energi, mengurangi biaya, dan
meningkatkan kinerja lingkungan. Standar ini memberikan kerangka kerja yang
mudah dipahami untuk meningkatkan efisiensi
energi ke dalam praktek kinerja perusahaan. Tujuan standar ISO 50001 Manajemen Energi supaya
perusahaan dapat mengelola penggunaan energi secara sistematis, hemat dan efisien.
Penerapan standar ISO 50001 Manajemen dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan
mengurangi dampak lingkungan. Tujuan keseluruhan dari ISO 50001 adalah untuk
mendukung organisasi dalam upaya mereka menyusun dan mengimplementasikan suatu
sistem manajemen energi yang komprehensif, serta untuk terus meningkatkan
kinerja energi mereka. Berdasarkan pemenuhan persyaratan hukum, identifikasi
dan analisa dari semua yang berhubungan dengan pertimbangan energi, membuat
transparan aliran energi, menghemat biaya, dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
ISO 50001 membantu organisasi dalam meraih tujuan yang berhubungan dengan
energi secara sistematis, komprehensif, berorientasi pada tujuan dan sasaran
yang berkelanjutan. Implementasi
standar ISO 50001 mengarah pada pengurangan emisi gas rumah kaca,
mengurangi dampak lingkungan yang merugikan serta meminimalisir biaya
energi melalui penerapan manajemen yang terstruktur dan sistematis. ISO 50001 dirancang
untuk diterapkan oleh seluruh perusahaan tanpa memandang besar kecil, sektor,
dan lokasi geografis.
Hasil survey lembaga
ISO yang dilaksanakan akhir desember 2012 menunjukkan, saat ini Energy management System Standard ISO 50001
merupakan standar ISO yang paling laris di seluruh dunia.
Survei menunjukkan jumlah perusahaan yang mengadopsi standar ISO 50001 meningkat 332 %. Kini ISO 50001 telah diadopsi di 60 negara. Negara terbanyak mengadopsi ISO 50001 adalah Jerman, diikuti Spanyol dan Denmark.
Survei menunjukkan jumlah perusahaan yang mengadopsi standar ISO 50001 meningkat 332 %. Kini ISO 50001 telah diadopsi di 60 negara. Negara terbanyak mengadopsi ISO 50001 adalah Jerman, diikuti Spanyol dan Denmark.
Struktur dari ISO 50001
- Menentukan
kebijakan energi
- Melakukan
proses perencanaan energi
- Menentukan
tujuan energi, target dan rencana kerja serta tanggung jawab dan sumber
daya
- Pengawasan
yang sistematis
- Melaksanakan
potensi penghematan
- Meningkatkan
kinerja energi
Berikut adalah model manajemen energi yang diadopsi
ISO50001:
ISO 50001 juga
menerapkan siklus PDCA oleh Deming dengan versi yang disesuaikan dengan
persyaratan dari kinerja energi suatu organisasi.
Ø Plan
· Manajemen Puncak
· Wakil Manajemen
· Kebijakan energi
· Persyaratan
hukum dan persyaratan lainnya
· Kajian energi
· Acuan energi
(energy baseline)
· Indikator
kinerja energi
· Tujuan/sasaran
dan rencana tindakan
Ø Do
· Kompetensi,
pelatihan dan kesadaran
· Komunikasi
· Persyaratan
dokumen
· Kontrol dokumen
· Kontrol
operasional
· Desain
· Pengadaan
energi, layanan produk, peralatan dan energi.
Ø Check
· Monitoring,
pengukuran dan analisa
· Evaluasi
kepatuhan terhadap persyaratan hukum dan persyaratan lainnya
· Ketidaksesuaian,
perbaikan, tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan
· Kontrol catatan
· Audit internal
Sistem Manajemen Energi.
Ø Act
· Masukan terhadap
tinjauan energi
· Hasil dari
tinjauan energi.
Faktor
yang mendorong perusahaan untuk
melakukan sertifikasi ISO 50001
·
Membantu organisasi memanfaatkan aset
perusahaan yang mengonsumsi energi secara lebih baik
·
Memfasilitasi keterbukaan dan komunikasi
pengaturan sumber energi
·
Mendukung praktek terbaik manajemen
energi
·
Memfasilitasi evaluasi dan memberikan
prioritas untuk penerapan teknologi hemat energi baru
·
Memberikan kerangka kerja efisiensi
energi di seluruh rantai pasokan
·
Memfasilitasi manajemen energi untuk
proyek pengurangan emisi GRK
·
Integrasi dengan sistem manajemen yang
sudah ada di perusahaan tersebut.
Keuntungan
Penerapan sistem manajemen energi
kerap kali memungkinkan perubahan organisasi yang sederhana untuk menghasilkan
penghematan yang signifikan tanpa memerlukan investasi yang besar.
·
Aliran
energi menjadi transparan
·
Perbaikan
berkesinambungan dari kinerja energi melalui pengawasan terus menerus dari
aliran energi
·
Evaluasi
desain dan kegiatan pengadaan yang berhubungan dengan kinerja energi
·
Identifikasi
potensi penghematan energi melalui analisa data
·
Pengurangan
biaya energi dan emisi gas rumah kaca
·
Proses yang
kuat dan efektif memberikan keuntungan yang kompetitif
·
Kesadaran
karyawan
·
Ketaatan
pada persyaratan hukum
·
Meningkatkan
citra
·
Stimulus
untuk modernisasi
Sumber :